Idul fitri. Hari kemenangan. Liburan panjang. Menyenangkan.
Berkumpul bersama teman-teman lama, membicarakan banyak hal, berceloteh tentang masa lalu, dan membicarakan impian masa depan, mungkin adalah saat paling menarik untuk kaum perantau-jauh-dari-rumah-dan-ditinggalkan-cinta. But, there’s one thing slightly better than this. Kumpul keluarga besar.
Di liburan kali ini, gue mau bahas satu trip yang sangat menarik, yang gue kunjungi bersama keluarga besar gue. Lava Tour Kinahrejo.
Where?
Desa Kinahrejo, di Kaki Gunung Merapi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Familiar dengan nama tempat ini? Ya, inilah desa tempat tinggal Almarhum Mbah Maridjan, “Juru Kunci” Merapi. Rosa!!
Terus terang, gue agak bingung ngasih petunjuk jalannya. Pokoknya, dari kota Jogja, lewat aja ke jalan Kaliurang, naik aja terus. Nanti kalau udah nyampai RSJ Pakem, pelan-pelan aja. Pokoknya dari jalan utama itu, nanti ada belokan ke kanan, lewat situ deh. Bingung kan? Sama, gue juga bingung. Amannya, nyampe Pakem, nanya orang aja.. :D
What?
Dulunya, kawasan ini tidak populer untuk wisata. Kawasan ini mulai ramai dikunjungi orang justru setelah erupsi Merapi 2010, dimana (maaf) hampir seluruh wilayah desa luluh lantah karena awan panas dan lahar. Sisa-sisa “reruntuhan” desa, sisa-sisa material erupsi, dan tentunya pesona Almarhum Mbah Maridjan membuat orang tertarik untuk mengunjungi kawasan ini.
Peluang ini ditangkap warga. Fasilitas dibangun. Atraksi turis diciptakan. Promosi dilakukan. Jadilah sejak itu, kawasan ini mulai populer dengan “Lava Tour”-nya. Roda ekonomi kembali bergerak di kawasan yang nyaris mati suri pasca erupsi. Ada hikmah di balik musibah.
Sesampai di gerbang masuk Kinahrejo, kita harus membayar tiket masuk. Gak mahal, Rp5.000/Mobil untuk biaya parkir, dan per-orangnya cuma Rp3.000.
Lalu apa yang paling menarik disini? Ya Lava Tour-nya itu. Kita akan dibawa melalui jalur sisa-sisa reruntuhan Desa Kinahrejo yang hampir semuanya kini tertutup material-material sisa erupsi. Sepanjang perjalanan, kita akan beberapa kali berhenti, untuk melihat beberapa objek menarik bekas erupsi, seperti Jalur Lava, Bekas perumahan penduduk yang kini hancur berantakan, Bangkai mobil APV yang hangus terbakar, Batu Gajah dan Batu Alien (batu besar material erupsi yang menghujam ke tanah), dan tentu saja Rumah Almarhum Mbah Maridjan.
Kita bisa memilih beberapa alternatif armada yang bisa kita sewa untuk tour. Ini dia :
1. Jeep Off Road
Ada beberapa komunitas yang “buka lapak” disini. Tarifnya variatif. Untuk Jalur reguler, yang memakan waktu sekitar 2 jam, kita kena tarif Rp250.000. Ada juga Paket full, yang memakan waktu hampir 5 jam, tarifnya Rp350.000-400.000. Satu Jeep Offroad, bisa ditumpangi 5 sampai 6 orang.
2. Motor Trail
Sama dengan offroad, lapak motor trail juga menawarkan beberapa pilihan paket. Dari yang biasa dengan tarif 50.000 selama satu jam, sampai yang full dengan tarif Rp250.000 selama sekitar 3 jam. Tidak seperti Jeep offroad, untuk trail ini kita bisa memilih, mau dibonceng atau naik sendiri. Tentu setelah pemandunya memastikan kita punya SIM.
3. Ojek
Serius, gue gak bercanda. Memang ada jasa ojek disini. Tapi tenang, bukan berarti mas-mas ojek ini, dengan motor bebek-nya, akan melahap jalur tanah dengan ganas, sambil membonceng kita yang terpaksa memeluk erat mas-mas ojek karena takut jatuh. Tidak!! Seperti yang gue bilang di atas, Kawasan ini dulunya adalah sebuah desa. Masih terdapat sisa-sisa jalan aspal yang tidak rusak terkena dampak erupsi. Rute yang dilalui beda dengan rute Jeep Offroad atau motor trail. Jalur aspal inilah yang dilalui mas-mas ojek ini. Dijamin aman. Ongkosnya? Tenang aja, ojek terkenal selalu ramah dengan kocek. Cukup 20.000, anda sudah bisa berkeliling di Kinahrejo.
How?
Setelah perdebatan panjang, kami kemarin memutuskan naik offroad. Karena ngeri, nyokap dan budhe-budhe gue mundur teratur. Tapi ada satu tante gue yang dengan gagah berani ikut. Akhirnya hanya 10 orang yang ikut, menyewa 2 Mobil. Kami mengambil Paket Reguler, dengan lama tempuh sekitar 2 jam. Gue gak akan cerita yang trail dan Ojek, karena gue gak nyobain.
Tim 1 |
Tim 2 |
Sekitar jam 4 sore, kami berangkat dari Pos. And the tour begin. Awalnya, gue gak pernah mengira bahwa tour ini
akan semenarik ini. Ekspektasi awal gue tentang tour ini adalah: 5
orang, menumpang Land Cruiser, lewat jalan berpasir bekas abu vulkanik,
pelan-pelan, menikmati pemandangan. That’s great, but sounds a little
bit boring.
Percayalah.. Ini sangat menyenangkan..!! |
Kenyataanya : Amazingly wonderful!!. 5
orang, menumpang Land Cruiser, lewat jalan berpasir bekas abu vulkanik,
dengan kecepatan tinggi, dengan jalur naik turun dan berkelok-kelok, di
sisi kiri dan kanan lubang-lubang menganga bekas jalur lahar. Sepanjang
mata memandang hanyalah hamparan abu, pasir, dan batu.
Pokoknya Mantabb...!!!
Rombongan gue “beruntung” dapet supir yang “gila”. Do’i bawa
mobilnya di atas normal, menggaruk jalan yang tidak biasa, dan terkadang
iseng “menempelkan” mobilnya ke mobil depan. Untuk menambah kenikmatan, gue saranin berdiri. Tapi Pastikan, kalian berpegang erat. Guncangannya luar biasa. Luapin semua emosi. Sejenak, gak terpikir sama sekali soal Kertas Kerja Audit.
Puas gue teriak-teriak. Adrenalin maksimal, meskipun Cuma menumpang.
Pemberhentian Pertama :
Dulunya ini adalah sungai. Tapi sekarang berubah menjadi hamparan pasir dan abu vulkanik sisa erupsi. Bebatuan dan material isi perut gunung Merapi teronggok begitu saja. Secara alamiah tercipta gundukan dan lubang menganga, yang menjadikan areal ini begitu eksotis.. (Jialahhh...eksotiss...)
Pemberhentian Kedua :
Dulunya ini adalah perkampungan penduduk.
Tapi kini telah luluh lantah. Ada sebuah rumah yang disulap menjadi
“museum”. Di rumah itu dipamerkan koleksi benda-benda rumah tangga yang
hancur lebur karena erupsi. Melihat ke dalam rumah ini, terlihat sekali kepedihan masyarakat saat itu. Semua harta bendanya ludes karena erupsi.
Su**ki Sp*n. Tinggal Bangkai. |
Ini juga dulunya Sepeda Motor.. |
Habis sudah semua.. |
Sisa bangkai SAPI |
Saat gue berpikir rute dari Pos sampai ke sini sudah menantang, gue salah. Rute dari sini ke tempat ketiga lebih mantap, lebih berbahaya. Tikungan-tikungan lebih tajam, dengan Jurang beneran di sisi kirinya. Pasir dan batu-batu tajam di sepanjang jalan. Guncangannya lebih keras. Keringat mengucur deras. Adrenalin mengalir puas. Emosi terluapkan dengan lepas. Spot on...
Pemberhentian Ketiga :
Batu gajah dan Bunker. Ini lokasi desa
yang menerima dampak parah. Bunker didesain
sebagai tempat bersembunyi apabila terjadi erupsi. Tapi berdasarkan
cerita dari warga sekitar, saat erupsi 2010 lalu, ada wartawan yang bersembunyi disini, tapi
nyawanya tak terselamatkan. Bukan karena terkena awan panas, tapi
karena kehabisan oksigen di dalam bunker.
Bunker |
Selain itu, di lokasi ini juga tampak puncak gunung merapi. Dari sini
kita juga bisa melihat dengan jelas Kota Yogyakarta di bawah.
Pemandangannya Luar Biasa.
Amazing Landscape di Wilayah Bunker |
Jangan lihat gue-nya. Lihat pemandangan indah di belakang.. |
Jalur untuk Offroad yang "digarap" warga |
Batu dimana-mana |
Setelah pemberhentian ini, Jeep akan membawa kami kembali turun ke Pos. Tapi, dalam perjalanan turun, masih ada satu pemberhentian...
Akan berbeda kalau kalian mengambil Paket yang full, yang gue sebut di atas. Setelah bunker ini, perjalanan akan dilanjutkan ke atas. Menyambangi Rumah Mbah Maridjan, "Monumen" Bangkai Mobil, dan Museum Gamelan, sebelum turun. Jangan kuatir terjebak malam, karena rupanya, tour ini tetap lanjut meskipun matahari telah terbenam. Ruginya sih, kalau malam pemandangannya gak kelihatan, dan yaahhh..Lebih Serem. Gelap banget soalnya, gak ada lampu selain Lampu mobil dan Sinar Bulan.
Pemberhentian Keempat :
Batu Alien. Hari sudah menjelang malam. Jalan gelap, lampu mobil dinyalakan, dan tour menjadi lebih menyenangkan!! Batu Alien adalah batu besar, dengan tinggi lebih dari 2 meter, yang diduga terlempar dari perut Merapi, dan lantas menghujam ke tanah. Mengapa disebut Batu Alien?! Well, kalau dilihat dari jauh, bentuknya menyerupai kepala seseorang. Menurut gue sih gak mirip-mirip banget. Gambarnya gak ada. Maaf.. :p Saking sibuknya memenuhi permintaan saudara-saudara gue untuk foto-foto, gue malah lupa ngambil gambar batu-nya..
Batu Alien adalah pemberhentian terakhir untuk Paket Reguler dengan tarif Rp250.000 ini. Perjalanan kembali ke Posko, Jalan benar-benar sudah gelap. Mobil Tim 2 mengalami masalah. Lampu-nya mati. Untuk mengatasinya, mobil tim 2 jalan di depan, diikuti mobil Tim gue, menempel persis di belakang, untuk menyumbangkan cahaya-nya. Karena masalah lampu ini, kami jalan pelan-pelan. Sedikit timbul ngeri, di tengah areal gelap, 2 mobil dengan satu lampu. All downhill from here, takut juga kali kalo rem-nya meleset.. :D
Udara dingin mulai menusuk, bercampur dengan debu, sampai kami kembali ke pos, dan harus merelakan duit setengah juta berpindah tangan, untuk kedua mobil itu. Kalau dibagi rata, seorang kena Rp50.000. Yakinlah, harga itu setimpal..!!
Itulah sekelumit cerita tentang trip gue ke Kinahrejo. Conclusion, only one word: Amazing.
You must try..!!
Blogger Comment
Facebook Comment